Minggu, 11 April 2010

Melongok Dunia Agrobisnis

Pengertian Agrobisnis
Agrobisnis berasal dari dua suku kata yaitu agro dan bisnis yang berarti  adalah suatu sistem usaha atau bisnis yang berfokus di bidang pertanian, atau bisa juga disebut komersialisasi pertanian. Namun pengertian agrobisnis dalam arti luas tidak hanya menyangkut hasil pertanian, tapi juga peternakan, perikanan, pertamanan dan perkebunan.

Menjadi Petani Yang Pedagang
Sampai dengan saat ini di kalangan petani masih banyak yang mindsetnya sebagai petani an sich. Hal ini dikarenakan umumnya petani kita masih berkutat dengan persoalan teknis pertanian semata, tanpa diimbangi dengan pemasaran sebagai sesuatu yang terintegrasi. Dan uniknya hal ini terjadi di hampir semua daerah basis pertanian di Indonesia. Sebagai contoh adalah wilayah agraris Bali. Propinsi ini sejak lama terkenal dengan sistem pertanian yang unggul hingga ke manca negara, namun Nilai Tukar Petani (NTP) sebagai indikator tingkat kesejahteraan hidup petani masih di bawah batas UMR propinsinya. Adalah hal yang sangat kontradiktif mengingat hasil-hasil panen petaninya dibeli turis-turis asing dengan harga yang tinggi

Untuk itu diperlukan pemberdayaan dan pelatihan bagi para petani untuk juga dapat belajar dan berkecimpung sebagai pedagang. Dengan demikian bukan hal yang aneh jika suatu saat di rumah para petani telah tersedia komputer dan modem sebagai sarana informasi, bahkan ke sawahpun mereka membawa hp dan laptopnya.

Sebagai sebuah bisnis dunia agrobisnis sejatinya adalah sebuah seni. Akan ada banyak hal-hal baru yang kita temukan manakala kita menerjunkan diri ke bidang ini. Layaknya dunia bisnis lainnya, di dunia agrobisnis juga berlaku kaidah-kaidah bisnis secara umum.

Jadi selamat bertani dan selamat berbisnis. Majulah Pertanian Indonesia...........
by Dedy Setiawan (Pengamat Online Farming....tinggal di : dedytunk@yahoo.com)


Bagikan

Kamis, 28 Januari 2010

Merevitalisasi Pasar Tradisional

Mau, tidak mau dan suka, tidak suka Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) telah ditandatangani. Jika kita menyikapinya dengan alasan ke-tidaksiap-an, maka sampai kapanpun tidak akan pernah siap, lha wong .......... secara teknologi, mutu produksi, harga dan pasar kita tertinggal. Jadi apapun bentuknya menurut saya Perdagangan Bebas memang harus kita hadapi. Bagaimana caranya...?

ELASTISITAS SAUDAGAR
Nah, dalam setiap bisnis atau usaha, ujung tombak utamanya adalah pemasaran, dan tempat ideal untuk pemasaran adalah pasar. Saat ini di tengah gempuran ritel dan pasar modern dengan modal yang besar dan kuat banyak pihak khawatir dengan keberadaan pasar tradisional. Ada banyak ulasan mengenai keberadaan pasar tradisional. Tapi tahukah anda bahwa pasar tradisional pun sebenarnya memiliki elastisitasnya sendiri, ada seleksi alam di sana. Kita memang perlu melindungi pasar tradisional, tetapi tidak dengan membabi buta. Gesekan perdagangan itu sedikit banyak akan mengubah kultur berniaga para pedagang yang ada di pasar. Satu hal yang paling sering dilakukan para pedagang kecil adalah keengganan mereka untuk me-recording transaksi atau membuat pembukuan. Hal sepele yang berdampak besar, karena dengan dasar itulah kita bisa membuat keputusan lebih cepat dan lebih akurat.
Ini sama sebenarnya dengan ketidaksiapan kita dahulu menghadapi globalisasi sehingga muncul istilah "gaptek", toh hingga kini banyak pengusaha kita yang mulai memanfaatkan kelebihan teknologi ini baik untuk produksi, finansial maupun pemasaran.

MODIFIKASI PASAR TRADISIONAL
Berikutnya untuk memberi nilai lebih pada pasar tradisional adalah dengan memodifikasi ataupun mem-format pasar tradisional menjadi pasar khusus yang khas dan spesifik. Misalnya dengan mengubah pasar tertentu menjadi pasar khusus buah-buahan, pasar khusus sayuran, pasar khusus barang elektronik dan format-format lain sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam kawasan tersebut.