Silsilah Sapi Bali

Sapi Bali dikenal juga dengan nama Balinese cow yang kadang-kadang disebut juga dengan nama Bibos javanicus, meskipun sapi Bali bukan satu subgenus dengan bangsa sapi Bos taurus atau Bos indicus. Berdasarkan hubungan silsilah famili Bovidae, kedudukan sapi Bali diklasifikasikan ke dalam subgenus Bibovine tetapi masih termasuk genus bos.

Dengan data-data seperti tersebut diatas, Sapi Bali seharusnya merupakan plasma nutfah asli Indonesia yang harus dilestarikan agar tidak punah. Oleh sebab itu kemurnian genetikanya telah dilindungi dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2004 dan Perda No 2/2003 yang melarang bibit sapi bali betina keluar dari wilayah provinsi ini.

Dalam perayaan agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara “butha yadnya” sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna pembersihan. Selain itu, Sapi Bali juga dipakai dalam pariwisata upacara keagamaan seperti acara ”gerumbungan” atau lomba adu sapi di buleleng dan upacara ”Pitra Yadnya” atau sarana pengantar roh ke surga khususnya sapi Bali yang berwarna putih.
Secara fisik, sapi Bali mudah dikenali karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- Warna bulunya pada badannya akan berubah sesuai usia dan jenis kelaminnya, sehingga termasuk hewan dimoprhism-sex. Pada saat masih “pedet”, bulu badannya berwarna sawo matang sampai kemerahan, setelah dewasa Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah bata menjadi coklat tua atau hitam setelah sapi itu mencapai dewasa kelamin sejak umur 1,5 tahun dan menjadi hitam mulus pada umur 3 tahun. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata apabila sapi itu dikebiri, yang disebabkan pengaruh hormon testosterone
- Kaki di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Warna bulu putih juga dijumpai pada bibir atas/bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Kadang-kadang bulu putih terdapat di antara bulu yang coklat (merupakan bintik-bintik putih) yang merupakan kekecualian atau penyimpangan ditemukan sekitar kurang dari 1% . Bulu sapi Bali dapat dikatakan bagus (halus) pendek-pendek dan mengkilap.
- Ukuran badan berukuran sedang dan bentuk badan memanjang.
- Kepala agak pendek dengan dahi datar
- Badan padat dengan dada yang dalam.
- Tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir
- Kakinya ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau.
- Pada punggungnya selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari gumba hingga pangkal ekor.
- Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam
- Tanduk pada sapi jantan tumbuh agak ke bagian luar kepala, sebaliknya untuk jenis sapi betina tumbuh ke bagian dalam.

- Subur (cepat berkembang biak/ fertilitas tinggi)
- Mudah beradaptasi dengan lingkungannya,
- Dapat hidup di lahan kritis.
- Mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan.
- Persentase karkas yang tinggi.
- Harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung meningkat.
- Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit, yaitu jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF (Malignant Catarrhal Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat menghasilkan vaksin penyakit jembrana.
- Kandungan lemak karkas rendah.
- Keempukan daging tidak kalah dengan daging impor.
- Dapat terserang virus Jembrana yang menyebar melalui media “lalat”.
- Rentan terhadap Malignant Catarrhal Fever ,jika berdekatan dengan domba.
- balivetman.wordpress.com
- kompas.com
- suharjawanasuria.tripod.com
- sinartani.com
- unhas.ac.id
- duniasapi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.